Setiap kali Aku ingin tidur, Aku tidak bisa memejamkan mataku. Soalnya, yang kupejamkan adalah, mata kaki. Selain itu juga, ketika tengah malam sudah hadir pada rumahku. Tiba-tiba saja ada suara gaduh dari pintu luar rumah. Seakan-akan, malam ingin memanggilku, di ajak main olehnya.



Ku kuatkan diriku untuk turun. Untuk mencari tahu suara apakah sebenarnya yang ada di luar sana. Kaki-kaki penuh dosa ini melewati anak tangga yang rapuh satu demi satu. setelah sampai permukan ruang tamu yang sangat dingin. Suara gaduh itu semakin kencang.

'Lalu, selanjutnya apa lagi? apakah kau membuka pintu tersebut??' kata Andi, yang penasaran dengan cerita temannya tersebut.

Lalu, Aku buka pintunya. tapi tidak terlihat apa-apa. Ternyata, yang ku buka adalah pintu toilet.

'Bodoh! kau ini serius tidak ingin menceritakan cerita seram.'

'Baiklah.. baiklah.. Aku akan serius bercerita seram. kalian dengarkan baik-baik'

Setelah itu, Aku membuka pintu yang menimbulkan suara seram itu tadi. Dan setelah ku buka.....

DARRRRRRR!!!

'ASTAGA!!' kaget Andi.

'YA TUHAN!!' Boni pun ikut terkejut.

'Apa yang terjadi?!!' kata Dimas, penasaran.

Ternyata itu adalah bapaku. Dia berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Ternyata, dia memang sedang mabuk.

'Ah! aku kira apa. Ternyata hanya bapakmu. Apakah bapakmu suka mabuk-mabukan? apakah kau pernah melihatnya?? Kata Dimas, temannya yang lain yang sedang mendengarkan cerita seramnya Dika.

'Pernah, aku pernah mempergok bapaku sedang mencoba untuk mabuk'

Waktu itu, Aku sedang sangat kelaparan. Dan ingin meminta uang pada Bapaku. Kemudian, aku pun pergi ke kamarnya. Pintu kamarnya terbuka sedikit, dan ada suara desahan yang sangat kencang. Ternyata, bapaku ini sedang mabuk lem.

'Hah? serius?!'

'Iyah benar. sebaiknya kau jangan memotong ceritaku terus, Dim'

'Baiklah... Aku akan diam dan memperhatikan kamu bercerita'

Ternyata dia sedang mabuk lem. Menggunakan lakban. Aku pun terkejut dengan hal itu. Ternyata, bapaku  adalah seorang pemabuk yang sangat berat. Setelah melihat kejadian itu. Lalu, Aku pergi membeli makanan sendiri dengan uang yang Aku punya. Daripada Aku minta ketika bapaku sedang mabuk, nanti aku bisa ikutan ngelem juga.

Dan setelah itu, Aku tidak peduli ketika tengah malam mendengarkan suara gaduh di depan rumah lagi. Soalnya Aku tahu, ternyata itu adalah bapaku sendiri.

'Hah?! apanya yang seram, Dik! Aku kira kau melihat sebuah hantu yang sangat menyeramkan dengan muka yang sangat benyek seperti bubur.'

'Iyah, mana seramnya, Dik. ternyata kau malah menggosipkan ayahmu sendiri.'

'ASTAGA!! benar juga, yah. kenapa cerita ku ini tidak seram?! dan malah menggosipkan bapaku sendiri. Ya ampun..'