Sebuah Permintaan

by - 02.34

Bertemu dengan mu adalah hal yang paling mustahil di dunia ini. Entah Kamu menghindar agar tidak ingin melihat muka ku yang ingin membuat Dirimu mual. Atau,  Kamu sengaja membiarkan Aku merindukan mu, hingga Aku mengajakmu ke suatu tempat untuk saling bertatap muka, bercerita panjang sampai langit jingga berubah menjadi langit biru yang indah. Dengan banyak bintang yang menggantung di langit, hingga cahayanya  terpantul mengenai kedua matamu.



Jika benar itu adalah rencanamu. Kamu sungguh merancanakan sesuatu yang sangat manis. Semanis senyuman di bibirmu yang berwarna merah pekat. Yang pernah Kamu lontarkan waktu itu. Di sebuah Restaurant cepat saji, ketika Kamu memakan es krim, warna lipstik mu tidak sengaja terjatuh di ujung sendok kecil yang terbuat dari plastik berwarna putih. Kamu sungguh manis.

Oh, yah, Kamu tahu tidak, sebenarnya Aku sangat bosan chattinggan dengan mu. Rasanya, Aku tidak ingin membalas chattingan mu di whatsapp selama satu minggu. Agar Aku bisa merasakan rindu dari dirimu. Tapi, besar kemungkinan tidak akan berhasil. Karena, lambat laun Kamu pasti akan mencariku duluan. Bahkan, Aku juga tidak mungkin bisa selama itu meninggalkan percakapan kita di sebuah jejaring media sosial. Seperti ada yang kurang dalam hidup. Seperti makan Sop tanpa kaldu. Nasi goreng tanpa kerupuk. Aku tanpa mu. Hambar rasanya.

Walaupun begitu, setidaknya kita berjumpa untuk beberapa minggu atau mungkin beberapa bulan sekali. Sebab, menahan rindu itu lebih sulit daripada menunggu adzan magrib untuk berbuka puasa. Soalnya, Aku ini rindu padamu. Aku ingin duduk di sebelahmu. Aku ingin melihat tawamu dari dekat. Aku ingin melihat dirimu tersenyum. Aku ingin melihatmu. Melihatmu. Pahamilah rinduku ini.

Aku tahu Kamu banyak kesibukan. Tapi, sisakan waktu mu untuk ku. Agar Aku bisa berjumpa dengan mu. Masa Kamu tidak rindu?? Apakah Kamu sebegitu kuatnya menahan sebuah kerinduan yang ada di hati?? Mengapa Kamu bisa sekuat itu?? Aku saja tidak mungkin bisa menahan rindu seperti dirimu. Apakah Aku yang terlalu lemah??

Tapi, walau bagaimana pun juga, Aku berharap, Esok atau pun lusa. Pagi atau pun malam. Rindu ku yang menyiksa, semoga bisa terbebas.

You May Also Like

1 komentar