Pengingat

by - 23.06

15 Januari 2017

Sore yang dingin, di sebuah cafe yang terletak di pinggir jalan, Aku duduk di hadapanmu. Kamu menyuruhku untuk duduk di sebelahmu. Tapi, Aku tidak mau. Karena, Aku ingin melihat diriku sendiri di matamu. Aku ingin melihat senyumanmu yang tiada manisnya, dari seorang perempuan yang memiliki gingsul. Aku ingin melihatmu tertawa, ketika diriku melakukan hal yang bodoh. Aku ingin melihatmu, secara utuh.


Entah kenapa, setiap kali Aku memandangimu, Aku merasa tenang. Hormon-hormon negatif yang ada di tubuhku pun pergi begitu saja dari tubuhku. Seperti ada magis di dalam dirimu. Kamu sungguh hebat. mampu menghilangkan stress di pikiranku, akibat senyuman yang Kamu lontarkan kepadaku.

Setelah itu, kita pun memesan makan dan minuman yang ada di cafe ini. Sang pramusaji pun datang dengan menu di tangan kanannya. Dia pun melontarkan senyumannya sambil menaruh menu-nya di atas meja dan berkata, "silahkan, Kak. Ingin pesan apa". Aku pun melihat isi menu tersebut. Mencari-cari makanan yang pas untuk cuaca yang dingin ini. Untungnya, hanya cuaca yang dingin. Tidak dengan sikapmu.

Setelah lama memilih, akhirnya, pilihanku jatuh di sebuah roti panggang keju dan segelas milo dingin. Memang bukan makan dan minuman yang pas untuk cuaca yang dingin. Hanya saja, harganya pas di dompet ku. Lalu, menu pun beralih ke seorang wanita yang ada di hadapan ku sekarang. Sambil kebingungan memilih makanan apa yang pantas untuk dia makan. Dan akhirnya, pilihannya pun jatuh di sebuah semangkuk mi goreng dengan topping keju dan segelas cappucino hangat.

Setelah semua pesanan di catat oleh sang pramusaji. Sebelum makan dan minuman di hidangkan. Dia pun meminta kepadaku untuk memfotoi dirinya. Dan Aku pun hanya bisa mengangguk sambil ternseyum kepadanya. Aku pun mulai mengambil gambar dari kamera handphone-nya dengan berbagai pose. Tak sekali, Aku iseng merekam dia. Karena sadar, dia pun kesal. Tapi, sambil tersenyum. Sangat lucu.

Beberapa menit kemudian, pramusaji pun datang dengan membawa pesanan kita. Dia pun mengambil garpu yang ada di mangkuk tersebut. Sambil melilit-lilit mi-nya dan lalu melahapnya dengan jumawa. Sungguh, bocah kelaparan. Aku pun tertawa kecil melihat dia makan dengan ekspresi di wajahnya. Seperti orang yang tidak pernah makan selama seminggu.

Tapi sayangnya, kejadian itu sudah terlewat beberapa minggu yang lalu. Aku tidak bisa mengulangi hal yang serupa. Aku tidak bisa lagi bertemu denganmu. Aku tidak bisa bercanda denganmu. Aku tidak bisa lagi berada di sampingmu. Aku tidak bisa lagi melihatmu memakan ice cream. Bahkan, melihat senyumanmu secara dekat saja sudah tidak bisa. Mungkin ini adalah rencana Tuhan agar kita tak saling bertemu. Mungkin ini rencana yang baik bagi Tuhan untuk kita. Aku memercayai itu.

Semoga, Kamu yang di sana, tidak melupakan hal-hal yang menurutku ini indah. Semoga Kamu bahagia dengan rencanamu yang Kamu buat. Semoga rinduku ini tersampaikan. Semoga, Kamu tidak melupakanku. Terimakasih Kamu sudah datang dengan menghadirkan banyak kenangan. Semoga Kamu baik-baik saja.


Dan, terimakasih sudah menjadi teman baikku. :)

You May Also Like

0 komentar