Aku, Sebatang Coklat, Dan Kehampaan Yang Ada

by - 22.20

Selasa,03 Januari 2017

Pukul 19.15 Aku menunggumu di McDonald dengan penuh harapan. Aku menunggumu di temani oleh kebisingan yang ada di sekitar ku. Aku menunggumu sambil meminum Ice Coffe yang ku pesan sambil menonton Cartoon Network yang ada di hadapanku. Kamu tahu tidak? Aku menunggumu penuh dengan kesenduan dan ke khawatiran. Sesekali aku mengecek ponsel ku, berharap Kamu menanyakanku “Kamu ada di mana??” tapi tidak. Kamu tidak ada kabar sama sekali.

Kamu tahu tidak?? Betapa aku bosan menunggu seperti ini. Tidak ada sehelai kata dari pesan masuk darimu. Sampai Aku bosan mendengarkan sepasang remaja wanita di sebelah kiriku yang terus menerus meng-gosipkan sesuatu yang menurutku tidak penting. Kadang, aku mendengarkan mereka membicarakan artis korea yang mereka lihat di Instagram. Kadang, Aku mendengar mereka meng-gosipkan teman mereka sendiri. Mereka tidak sadar, kalau Aku mendengarkan gosip-gosip mereka secara diam. Kalau Aku tahu teman mereka. Mungkin saja, Aku akan melaporkan kepada teman mereka yang telah meng-gosipinya. Selain itu, di sebelah kananku juga ada dua remaja. entah sepasang kekasih, entah sahabat lama baru bertemu atau jangan-jangan mereka Friendzone?? Entah lah. Aku hanya mengira-ngira saja.

Oh, yah, jika Kamu ingin tahu. Aku membelikanmu sebatang coklat, loh, buatmu. Katanya, sih, coklat itu melambangkan kasih sayang. Berarti, jika Aku memberikanmu coklat pada malam itu. Aku sayang denganmu, dong??? Eh, tapi, Kamu tidak ada. Kamu tidak datang pada waktu itu. Mungkinkah Kamu lupa?? Atau mungkin Kamu sedang sibuk?? Tapi, tidak apa-apalah. Datang atau tidaknya dirimu. Aku tetap sayang padamu. Walaupun Aku tidak memberikan coklat ini padamu.
Tapi, Aku tidak tahu dengan perasaanmu kepadaku. Apakah sama yang sedang Aku rasakan ini?? Oh, yah, Aku dengar gosip dari temannya temanku. Katanya, Kamu sedang dekat dengan seseorang, yah?? Katanya, Kamu dekat dengan seorang laki-laki dengan nama panggilannya Gogo?? Benarkah?? Aku sempat pucat ketika mendengarkan gosip itu. Aku seperti tidak bernafas. Muka ku pucat seperti zombie yang haus dan kelaparan organ tubuh manusia. Jujur, untuk menarik nafas saja, sangat sulit untuk di lakukan.

Bahkan, di saat openmic malam itu pun, Aku merasa tidak ada nyawa sama sekali. Walaupun Aku tertawa mendengarkan jokes dari beberapa comic. Itu pun dengan keterpaksaan. Ternyata, susah, ya, agar terlihat bahagia dengan hati yang penuh dengan kepedihan dan kesenduan. Setelah sampai comic ke 4. Akhirnya Aku mengutuskan untuk pulang saja. Daripada Aku nanti pingsan di tengah keramaian, bukan?? Memang kedengarannya sangat lebay. Tapi, memang seperti itu keadaannya.

By the way, sedekat apapun Kamu dengan dia. Tetap aku memperjuangkan dirimu. Karena Aku mencintaimu.

You May Also Like

0 komentar