Aku, Sebatang Coklat, Dan Kehampaan Yang Ada
Selasa,03 Januari 2017
Kamu tahu tidak??
Betapa aku bosan menunggu seperti ini. Tidak ada sehelai kata dari pesan masuk
darimu. Sampai Aku bosan mendengarkan sepasang remaja wanita di sebelah kiriku
yang terus menerus meng-gosipkan sesuatu yang menurutku tidak penting. Kadang,
aku mendengarkan mereka membicarakan artis korea yang mereka lihat di
Instagram. Kadang, Aku mendengar mereka meng-gosipkan teman mereka sendiri.
Mereka tidak sadar, kalau Aku mendengarkan gosip-gosip mereka secara diam.
Kalau Aku tahu teman mereka. Mungkin saja, Aku akan melaporkan kepada teman
mereka yang telah meng-gosipinya. Selain itu, di sebelah kananku juga ada dua
remaja. entah sepasang kekasih, entah sahabat lama baru bertemu atau
jangan-jangan mereka Friendzone?? Entah lah. Aku hanya mengira-ngira saja.
Oh, yah, jika Kamu
ingin tahu. Aku membelikanmu sebatang coklat, loh, buatmu. Katanya, sih, coklat
itu melambangkan kasih sayang. Berarti, jika Aku memberikanmu coklat pada malam
itu. Aku sayang denganmu, dong??? Eh, tapi, Kamu tidak ada. Kamu tidak datang
pada waktu itu. Mungkinkah Kamu lupa?? Atau mungkin Kamu sedang sibuk?? Tapi,
tidak apa-apalah. Datang atau tidaknya dirimu. Aku tetap sayang padamu.
Walaupun Aku tidak memberikan coklat ini padamu.
Tapi, Aku tidak tahu
dengan perasaanmu kepadaku. Apakah sama yang sedang Aku rasakan ini?? Oh, yah,
Aku dengar gosip dari temannya temanku. Katanya, Kamu sedang dekat dengan
seseorang, yah?? Katanya, Kamu dekat dengan seorang laki-laki dengan nama
panggilannya Gogo?? Benarkah?? Aku sempat pucat ketika mendengarkan gosip itu.
Aku seperti tidak bernafas. Muka ku pucat seperti zombie yang haus dan
kelaparan organ tubuh manusia. Jujur, untuk menarik nafas saja, sangat sulit
untuk di lakukan.
Bahkan, di saat openmic
malam itu pun, Aku merasa tidak ada nyawa sama sekali. Walaupun Aku tertawa
mendengarkan jokes dari beberapa comic. Itu pun dengan keterpaksaan. Ternyata,
susah, ya, agar terlihat bahagia dengan hati yang penuh dengan kepedihan dan
kesenduan. Setelah sampai comic ke 4. Akhirnya Aku mengutuskan untuk pulang
saja. Daripada Aku nanti pingsan di tengah keramaian, bukan?? Memang
kedengarannya sangat lebay. Tapi, memang seperti itu keadaannya.
By the way, sedekat
apapun Kamu dengan dia. Tetap aku memperjuangkan dirimu. Karena Aku
mencintaimu.
0 komentar