Minoritas Dalam Asmara

by - 08.18

Saya adalah kaum minoritas. Bukan, bukan karena agama saya, ras saya, bahkan suku saya. Ini adalah soal perasaan. Soal hati. Karena saya adalah jomblo yang sudah menempuhi masa lajang selama 6 tahun. Lihat, 6 tahun mejomblo. Kalian bisa bayangkan semiris apa saya? Se-berdebunya apa hati saya? Karena saking lamanya saya mejomblo. Debu-debu yang ada di hati saya ini, mungkin bisa di pakai untuk tayamum. Mungkin saja hati saya ini ada piramidanya?
Kenapa saya kuat bertahan dengan status saya yang jomblo hingga 6 tahun ini? Dan, kenapa wanita tidak ada yang tertarik dengan saya? Apakah muka saya tidak membuat wanita tertarik? Apa karena sifat saya yang pemalu? Atau harta yang saya punya kurang untuk menjajani kalian? Entalah, saya tidak pernah tau tentang wanita. Yang saya tahu cuman, yah, makan, tidur, kuliah. Hanya itu.

Sekalinya saya tertarik dengan wanita itu. Wanita tersebut hanya meminta saya menjadi temannya saja. Karena saya kurang tampan. Pernah dekat dengan seorang wanita dan ingin menembaknya. Karena saya takut, akhirnya dia balikan dengan masa lalunya yang telah Ia permalukan pada teman-temannya.

Dan sekarang, saya sedang mengalami jatuh hati lagi. Jatuh hati dengan teman SD saya. Yang dulu tidak terlalu dekat. Dan, yang dulu saya sukai waktu SD. Kini, Sekarang semakin dekat dengannya. Dan, kini, saya malah jatuh hati padanya. Tapi, ada suatu kendala dalam hati saya. Saya tidak berani untuk menyatakan perasaan saya kepadanya. Entah, sulit sekali. Hingga membuat saya jadi bodoh. Hingga tidak tau bedanya nge-print sama fotocopy STNK.

Ingin mengatakannya secara langsung. Tapi, apadaya, nyali saya tidak ada. Saya terlalu penakut untuk masalah menyatakan perasaan kepada seorang wanita. Bahkan, teman-teman saya pun tidak bisa mengasih solusi kepada saya. Saya bingung untuk saat ini. Apakah saya harus memberanikan diri untuk menyatakan? Atau, menunggu saya menyesal?

Duh, bingung...

You May Also Like

0 komentar