Maafkan Ayah

by - 20.55

”Ayah.. yah.. bangun, Yah. Ini udah jam 7 pagi. Nanti kesiangan kerjanya.” Kata istrinya, berbisik di daun telinga suaminya (kalau di daun pintu, soalnya gak bisa) sambil menggerakan bahu suaminya tersebut.

            “Nanti, ya. Ayah masih ngantuk. Dikit lagi..” jawab Suaminya dengan suara parau. Tak berhenti di situ. Istrinya pun mencoba lagi untuk membangunkan suaminya.

            “Yah.. ayok bangun, Yah. Mamah ketimpa Ayah, nih. Bangun, dong. Berat ini berat!!” setelah itu, akhirnya suaminya bangun sambil mengkriyep-kriyepkan matanya yang penuh belek sambil melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 7.45 WIB.

            “Astaga!! Mamah kenapa nggak bangunin ayah, sih??! Ayah jadi kesiangan, kan!”

            “Tadi Mamah udah bangunin, Ayah. Tapi, yang bangun malah yang lain, Yah. Terus  Mamah gerak-gerakin pundak Ayah, Ayah masih aja tidur. Udah kayak Koala. Kerjaannya tidur melulu” Ayah pun langsung pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, Ia pun pergi ke dapur dan mengambil sepotong roti dengan isi selai coklat. Dan mengecup kening istrinya dan anak perempuannya.

            “Ayah pergi kerja dulu.” Kata Ayahnya di balik pintu sambil tersenyum.

Di jalan menuju kantor, sang Ayah terjebak macet dan sambil melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 8.01 WIB.

            “Arrrrghh!! Kenapa macet, sih!!”

Setelah macetnya reda, sang Ayah pun sampai di kantornya. Ia telat 20 menit akibat macet dan kelalaiannya yang susah di bangunin pas tidur. Setelah itu, dia pun lari terburu-buru ke qubicle-nya dan duduk sebentar dengan nafas tergesa-gesa. Tak lama, salah satu pekerja di kantornya pun menghampirinya.

            “Pak, tolong di input file-file ini, yah. Dan nanti pukul satu siang ada meeting.”

            “Ok.” Katanya, sambil menarik nafas.

Di sela-sela kesibukkannya di saat bekerja. Handphone-nya pun berdering. Telpon masuk dari istrinya.

            “Hallo.. kenapa, Mah??”

            “Yah, inget nanti malam jam 19.00. Acara ulang tahun anakmu. Jangan sampai bikin dia kecewa.”

            “Iya, Mah. Ayah bakalan pulang cepet. Demi anak perempuan kita.”

            “Yaudah, semangat kerjanya. I love u.”

            “I love u t...” telpon udah di matiin duluan.

Lalu, si Ayah pun kembali menginput data-data ke komputernya. Setelah selesai menginput datanya, sang Ayah pun membuka browser dan mencari hadiah yang diinginkan putrinya. Yaitu, sebuah boneka beruang yang ada di serial kartun Marsha And The Bear. Setelah lama mencari-cari boneka beruang di internet, akhirnya Ayahnya menemukan boneka tersebut dan memesannya yang kebetulan Toko jualan boneka tersebut tidak jauh dari kantornya. Sekitar 30 menit dari kantornya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB. Si Ayah pun langsung menuju ruangan meeting yang berada di lantai 5 setelah selesai makan siangnya.

Setelah depan lift dan masuk ke dalamnya. Si Ayah pun merasakan sakit pada perutnya.

            “Tahan… Tahan.. jangan kentut di sini. Jangan.” Gumamnya dalam hati. Sambil memegang perutnya. Setelah sampai lantai 5, si Ayah langsung menuju ruangan meeting yang sudah dipenuhi oleh karyawan lainnya dan juga bosnya. Setelah 10 menit meeting, karena tidak tahan, si Ayah pun terpaksa kentut saat si bos sedang presentasi. Suasana menjadi tegang. Satu ruangan menatap muka ke arah si Ayah dengan tatapan tajam. Sambil menutupi hidungnya masing-masing. Kecuali si Ayah sendiri. Dia malah menutupi hidung bosnya.

            “Mampus deh gue!”

Singkat cerita, setelah menahan malu akibat kejadian meeting tadi. Akhirnya si Ayah pun bisa pulang juga. Waktu menunjukkan pukul 18.10 WIB. Baru meninggalkan kantor beberapa menit, si Ayah pun terjebak macet.

            “Kenapa malam juga harus macet?! Kapan jakarta tidak macet?? Apakah harus menunggu lebaran??!” sambil menekan klakson mobilnya. Baru keluar dari kemacetan yang menghabiskan waktu 10 menit. Tak lama kemudian, si Ayah pun terkena macet lagi.

            “ASTAGA!! Terkutuk sekali jalanan di Jakarta ini!!”
Setelah menahan emosi dengan macet yang menghabiskan waktu selama 20 menit. Si Ayah pun melihat jam tangan yang menunjukkan waktu 18.40 WIB.

            “sudah tidak ada waktu lagi. Aku tidak ingin mengecewakkan putri ku.” Si Ayah pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan 85 KM/JAM. Setengah perjalanan menuju rumah, mobil si Ayah pun mogok akibat bensinnya yang tidak diisi sejak pagi tadi.

            “Kenapa Aku mengalami kesialan terus-menerus ini ya Tuhan??!” lalu, si ayah pun mengeluarkan handphone-nya dan ingin memesan Ojek Online. Tapi, kesialan lainnya pun menghampirinya lagi.

            “Kenapa ya Tuhan??!! Kenapa handphone-nya mati??!!” akhirnya si Ayah pun terpaksa mendorong mobilnya sampai ke arah pom bensin yang berjarak 1 KM dari tempatnya. Setelah mengisi bensin mobilnya. Ayah pun menyalakan handphone-nya kembali dan meng-charge handphonye. Tak lama kemudian, handphone-nya berdering. Telepon masuk dari sang Istri.
            “Hallo??! Kamu dimana??! Kamu tidak ingat ini hari ulangtahun anakmu!!”

            “Maaf, sayang. Tadi Aku terkena macet dan bensin ku habis di tengah jalan. Ini sebentar lagi Aku pu… lang.” lagi-lagi telepon dimatiin.

Beberapa menit kemudian, si Ayah pun sampai juga di rumah. Dia melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan jam 20.20 WIB. Dia terlambat. Acaranya pun sudah selesai dari tadi. Lalu si Ayah masuk rumah dan ke kamar anaknya sambil membawa kado ulangtahun yang diinginkan putri tunggalnya.

            “Selamat Ulang Tahun Putri kecil ku. Maafkan ayah terlambat. Ini kado mu, nak. Sesuai permintaanmu.” Sambil mengecup kening putrinya. Dia pun keluar. Istrinya yang di depan kamar anaknya dia pun memeluk suaminya.


“Sudah Ayah. Besok kita rayakan bersama. Besok kan kamu libur kerja. Yasudah, Kamu mandi sana. Kamu pasti lelah di stres kan tadi di jalan.” Mereka pun lalu berciuman.

You May Also Like

1 komentar