Maafkan Ayah
”Ayah.. yah..
bangun, Yah. Ini udah jam 7 pagi. Nanti kesiangan kerjanya.” Kata istrinya,
berbisik di daun telinga suaminya (kalau di daun pintu, soalnya gak bisa)
sambil menggerakan bahu suaminya tersebut.
“Nanti,
ya. Ayah masih ngantuk. Dikit lagi..” jawab Suaminya dengan suara parau. Tak
berhenti di situ. Istrinya pun mencoba lagi untuk membangunkan suaminya.
“Yah..
ayok bangun, Yah. Mamah ketimpa Ayah, nih. Bangun, dong. Berat ini berat!!”
setelah itu, akhirnya suaminya bangun sambil mengkriyep-kriyepkan matanya yang
penuh belek sambil melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 7.45 WIB.
“Astaga!!
Mamah kenapa nggak bangunin ayah, sih??! Ayah jadi kesiangan, kan!”
“Tadi
Mamah udah bangunin, Ayah. Tapi, yang bangun malah yang lain, Yah. Terus Mamah gerak-gerakin pundak Ayah, Ayah masih
aja tidur. Udah kayak Koala. Kerjaannya tidur melulu” Ayah pun langsung pergi
ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, Ia pun pergi ke dapur dan mengambil
sepotong roti dengan isi selai coklat. Dan mengecup kening istrinya dan anak
perempuannya.
“Ayah
pergi kerja dulu.” Kata Ayahnya di balik pintu sambil tersenyum.
Di jalan menuju kantor, sang Ayah
terjebak macet dan sambil melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 8.01 WIB.
“Arrrrghh!!
Kenapa macet, sih!!”
Setelah macetnya reda, sang Ayah
pun sampai di kantornya. Ia telat 20 menit akibat macet dan kelalaiannya yang
susah di bangunin pas tidur. Setelah itu, dia pun lari terburu-buru ke qubicle-nya dan duduk sebentar dengan
nafas tergesa-gesa. Tak lama, salah satu pekerja di kantornya pun
menghampirinya.
“Pak,
tolong di input file-file ini, yah. Dan nanti pukul satu siang ada meeting.”
“Ok.”
Katanya, sambil menarik nafas.
Di sela-sela kesibukkannya di
saat bekerja. Handphone-nya pun berdering. Telpon masuk dari istrinya.
“Hallo..
kenapa, Mah??”
“Yah,
inget nanti malam jam 19.00. Acara ulang tahun anakmu. Jangan sampai bikin dia
kecewa.”
“Iya,
Mah. Ayah bakalan pulang cepet. Demi anak perempuan kita.”
“Yaudah,
semangat kerjanya. I love u.”
“I
love u t...” telpon udah di matiin duluan.
Lalu, si Ayah pun kembali menginput
data-data ke komputernya. Setelah selesai menginput datanya, sang Ayah pun
membuka browser dan mencari hadiah yang diinginkan putrinya. Yaitu, sebuah
boneka beruang yang ada di serial kartun Marsha And The Bear. Setelah lama
mencari-cari boneka beruang di internet, akhirnya Ayahnya menemukan boneka
tersebut dan memesannya yang kebetulan Toko jualan boneka tersebut tidak jauh
dari kantornya. Sekitar 30 menit dari kantornya. Waktu sudah menunjukkan pukul
12.30 WIB. Si Ayah pun langsung menuju ruangan meeting yang berada di lantai 5 setelah
selesai makan siangnya.
Setelah depan lift dan masuk ke
dalamnya. Si Ayah pun merasakan sakit pada perutnya.
“Tahan…
Tahan.. jangan kentut di sini. Jangan.” Gumamnya dalam hati. Sambil memegang
perutnya. Setelah sampai lantai 5, si Ayah langsung menuju ruangan meeting yang
sudah dipenuhi oleh karyawan lainnya dan juga bosnya. Setelah 10 menit meeting,
karena tidak tahan, si Ayah pun terpaksa kentut saat si bos sedang presentasi. Suasana
menjadi tegang. Satu ruangan menatap muka ke arah si Ayah dengan tatapan tajam.
Sambil menutupi hidungnya masing-masing. Kecuali si Ayah sendiri. Dia malah
menutupi hidung bosnya.
“Mampus
deh gue!”
Singkat cerita, setelah menahan
malu akibat kejadian meeting tadi. Akhirnya si Ayah pun bisa pulang juga. Waktu
menunjukkan pukul 18.10 WIB. Baru meninggalkan kantor beberapa menit, si Ayah
pun terjebak macet.
“Kenapa
malam juga harus macet?! Kapan jakarta tidak macet?? Apakah harus menunggu
lebaran??!” sambil menekan klakson mobilnya. Baru keluar dari kemacetan yang
menghabiskan waktu 10 menit. Tak lama kemudian, si Ayah pun terkena macet lagi.
“ASTAGA!!
Terkutuk sekali jalanan di Jakarta ini!!”
Setelah menahan emosi dengan
macet yang menghabiskan waktu selama 20 menit. Si Ayah pun melihat jam tangan
yang menunjukkan waktu 18.40 WIB.
“sudah
tidak ada waktu lagi. Aku tidak ingin mengecewakkan putri ku.” Si Ayah pun
mengendarai mobilnya dengan kecepatan 85 KM/JAM. Setengah perjalanan menuju
rumah, mobil si Ayah pun mogok akibat bensinnya yang tidak diisi sejak pagi
tadi.
“Kenapa
Aku mengalami kesialan terus-menerus ini ya Tuhan??!” lalu, si ayah pun
mengeluarkan handphone-nya dan ingin memesan Ojek Online. Tapi, kesialan
lainnya pun menghampirinya lagi.
“Kenapa
ya Tuhan??!! Kenapa handphone-nya mati??!!” akhirnya si Ayah pun terpaksa
mendorong mobilnya sampai ke arah pom bensin yang berjarak 1 KM dari tempatnya.
Setelah mengisi bensin mobilnya. Ayah pun menyalakan handphone-nya kembali dan
meng-charge handphonye. Tak lama kemudian, handphone-nya berdering. Telepon masuk
dari sang Istri.
“Hallo??!
Kamu dimana??! Kamu tidak ingat ini hari ulangtahun anakmu!!”
“Maaf,
sayang. Tadi Aku terkena macet dan bensin ku habis di tengah jalan. Ini sebentar
lagi Aku pu… lang.” lagi-lagi telepon dimatiin.
Beberapa menit kemudian, si Ayah
pun sampai juga di rumah. Dia melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan
jam 20.20 WIB. Dia terlambat. Acaranya pun sudah selesai dari tadi. Lalu si
Ayah masuk rumah dan ke kamar anaknya sambil membawa kado ulangtahun yang
diinginkan putri tunggalnya.
“Selamat
Ulang Tahun Putri kecil ku. Maafkan ayah terlambat. Ini kado mu, nak. Sesuai permintaanmu.”
Sambil mengecup kening putrinya. Dia pun keluar. Istrinya yang di depan kamar
anaknya dia pun memeluk suaminya.
“Sudah Ayah. Besok
kita rayakan bersama. Besok kan kamu libur kerja. Yasudah, Kamu mandi sana. Kamu
pasti lelah di stres kan tadi di jalan.” Mereka pun lalu berciuman.
1 komentar
Cerita setelah ciuman donk
BalasHapus