Cara menulis materi Stand-up Comedy Ala Raditya Dika

by - 17.23

Jujur aja, menurut gue, jadi Stand-up Comedy-an ini sangat susah. Banyak banget teori-teori dan juga teknik yang harus dipelajari, setelah itu dipraktekan. Gak mudah untuk menjadi orang yang sangat lucu. Seperti menahan mata agar tidak berkedip selama seharian. Tapi, akhirnya gue mencari-cari sumber agar bisa mempelajari seni ini. Dan akhirnya gue mendapatkan sebuah buku, dan video cara menulis materi Stand-up Comedy ini dari salah satu Founder Stand Up Comedy Indonesia. Si Comic Kapitalis di Indonesia. Yaitu, Raditya Dika. Untuk menulis materi stand-up comedy tidak mudah teman-teman. Ada teknik yang harus dipelajari dan begitujua teori-teorinya.

Untuk menulis sebuah materi stand-up comedy. Kita harus mempunyai Premis terlebih dahulu. Apa itu Premis?? Premis adalah Sebuah emosi negatif atas sebuah subjek. Contoh : Gue kesel sama Supir angkot. Kita sudah tau, bahwa emosi negatifnya adalah Kesel, dan subjeknya adalah Supir angkot. Dari premis itu, kita bisa membuat cabang-cabang (mind mapping) agar bisa mendapatkan banyak materi stand-up comedy.

Setelah menemukan premis dan membuat mind mapping-nya. Marilah kita mulai menulis materi tersebut. Untuk menulis komedi, itu ada tekniknya. Tekniknya adalah Set-up dan Punchline. Buat yang belum tau Set-up dan punchline. Gue akan menjelaskannya satu persatu. Gue mulai dari Set-up. Set-up itu adalah bagian tidak lucu dari sebuah joke. Atau sebuah kalimat pengantar. Lalu, Punchline adalah sebuah bagian yang lucunya. Atau kalimat yang dipatahkan asumsinya dari sebuah kalimat pengantar tersebut. Agar lebih jelasnya, gue akan kasih contoh dari premis yang gue tulis tadi, dan dijadikan sebuah joke. “Gue pernah naik angkot dari rumah gue ke pasar. Pas udah sampai pasar, dan gue bilang, “kiri bang!” yang turun malah supirnya”. Gimana?? apakah Kalian terkekeh-kekeh?? Kalau iya, pasti kalian akan bertanya-tanya. Kok bisa lucu, ya??

Ok. Kenapa sebuah joke itu bisa lucu?? Kata bang Raditya Dika, ada 3 unsur yang bisa menimbulkan kelucuan.
1.      Ironi
2.      Memalukan
3.      Nggak ketebak

Dan salah satu joke yang gue tulis tadi, gue menggunakan unsur yang nggak bisa ketebak. Sebab, orang akan berasumsi kalau kita naik angkot, dan kalau kita bilang “kiri bang!” pasti yang turun kita. Lalu gue mematahkan asumsi mereka, bahwa yang turun bukanlah kita. Tapi malah supirnya.


Dari 3 unsur tadi, kita harus memberikannya konteks. Misalnya, kepeleset dinikahan mantan lalu gak sengaja mencium mantan kita. Itu adalah hal yang paling memalukan. Kalau ironi, kita niat untuk mutusin pacar kita. Tapi, pas mau bilang, pacar kita malah bilang “aku mau ngomong sesuatu” “kita putus!” niatnya kita ingin mutusin dia dan bikin dia gak sedih. Tapi, malah kita yang diputusin dan jadi sedih. Jadi, kalau ironi, buat lah seironi mungkin. Untuk yang memalukan. Buatlah sememalukan mungkin. Dan bikin lah tidak bisa ditebak oleh penonton. Mungkin itu aja yang bisa gue kasih tau. Itu pun juga gue belajar dari bang Raditya Dika.

You May Also Like

3 komentar

  1. Ini kocak banget asli, "kita putus" hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iya. niatnya mau mutusin. eh, malah diputusin

      Hapus
  2. Menulis materi stand up memang sulit
    Apa lg skrang dgn audiens yg semakin pintar terkadang joke mudah d tebak
    Alhasil tidak lucu
    Tp itulah tantangan untuk para stand up agar lebih kreatif lg
    Jd klo kita nonton terus kurang lucu, maklumklah.
    Komika besarpun kadang twrpleset dn tidak lucu

    BalasHapus